Jl. Nangka II Maguwoharjo, Depok, Sleman, D I Yogyakarta
Telp: (0274) 885477, Fax: (0274) 885479
Industri kopi di Indonesia beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan signifikan. Maksimalisasi proses dari hulu ke hilir pun mulai digarap setelah melihat besarnya potensi yang ada di seluruh daerah Nusantara.
Meski demikian, saat ini industri kopi di Indonesia belum terintegrasi dalam sebuah sistem yang berkeadilan. Hal tersebut mengancam keberlangsungan industri kopi kedepan karena para pelaku industri mencari fungsi profit dan strategi masing-masing untuk keuntungan sendiri.
Hal tersebut disampaikan Dr Purwadi, Rektor Instiper Yogyakarta dalam seminar Pengembangan Penelitian dan Industri Perkebunan dan Pengolahan Kopi Selasa (12/3/2019). Hari ini, Instiper yang bertransformasi sebagai New Instiper with Advance Technology secara resmi juga melakukan soft launching Institut Kopi Indonesia.
Purwadi mengungkap, Instiper sebagai perguruan tinggi yang fokus di bidang perkebunan, memiliki kewajiban untuk kemudian menginisiasi terbentuknya Institut Kopi Indonesia. Menurut dia, Institut Kopi Indonesia diharapkan menjadi rumah bersama untuk pengembangan kopi di Indonesia.
“Melalui institut ini diharapkan mampu mengintegrasikan berbagai stakeholder kopi di Indonesia, seperti pusat-pusat penelitian, lembaga pendidikan, lembaga pelatihan, petani dan industri sehingga institut ini menjadi pusat pengetahuan dan teknologi di bidang kopi dan sebagai wadah berkumpulnya paka-pakar kopi di Indonesia,” ungkapnya.
Nantinya, Institut Kopi Indonesia akan memiliki kegiatan perkuliahan dengan tujuan akhir setara Diploma 4. Kegiatan belajar pun dilakukan secara online di mana peminatan akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing wilayah tempat mahasiswa berada. “Akan ada kurikulumnya kedepan dengan jenjang setara D4. Dari hulu ke hilir akan dibahas dan mahasiswa bisa memilih peminatan tersendiri mulai dari farm hingga industri yang ada di dilirnya,”